Selasa, 16 Februari 2010

TIPS KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN KARTU KREDIT

A. Keuntungan:
1. Tidak perlu membawa uang tunai saat berbelanja/bertransaksi
2. Ada poin reward jika sering digunakan dan bisa ditukarkan dengan hadiah
3. Ada diskon di merchant tertentu yang bekerja sama dengan bank pnerbit kartu kredit
4. Bisa memeandaatkan program cicilan dengan bunga 0% untuk pembelanjaan barang-banrang tertentu (pada saat promosi)
5. Dapat digunakan dalam keadaan darurat. Misalnya mendadap tegnah malam ada keluarga yang harus dirawat inap di rumah sakit, maka tidak perlu susah payah mencaru uang tunai sebagai jaminan.
6. Ada tempo pembayaran dari saat transaksi dilakukan sampai terbitnya tagihan
B. Kerugian:
1. Karena sisitemnya berutang terlebih dahulu, ada kemungkinan terjadi pengeluaran yang melebihi batas kemamapuan untuk membayar
2. Godaan untuk belanja makin besar karena pembelanjaan tidak dibayar tunai saat itu juga.
3. Ada bunga yang dikenakan atas transaksi bila pembayaran lewat dari masa jatuh tempo.
4. Ada biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan kartu kredit, misalnya biaya iuran tahunan kredit, biaya administrasi pembayaran via bank dan biaya materai.
5. Jika kurang hati-hati menyimpan kartu, bisa terjadi penyalahgunaan oleh pihak-pihak tidak berwenang.
Sumber : Tip anda.com

Pada dasarnya Kartu kredit itu bisa dilihat sebagai dua hal:
a. alat pembayaran
b. fasilitas utang
Nah, karena itu punya keuntungan dan kerugian:
1. Keuntungan
- bisa dibayar belakangan (artinya beli hari ini, bayar belakangan, maksimal 45 hari)
- bisa jadi jalan keluar saat butuh uang mendadak, misalnya masuk rumah sakit malam hari
- alat pembayaran, nggak perlu bawa uang tunai dalam jumlah besar.
- Bisa mengkonsolidasikan seluruh tagihan, misalnya telepon, listrik, TV Kabel, sehingga kita nggak perlu inget tanggal jatuh tempo masing-masing, cukup ingat satu tanggal tagihan kartu kredit saja.
2. Kerugian
- Bunganya besar, kalo kita nggak bayar seluruh tagihan, maka bunga akan dihitung berdasarkan besarnya tagihan awal. misalnya kita ada tagihan 5 juta, kita bayar 4,9 juta (sisa 100 ribu) maka bunga yang dikenakan berdasarkan pembelanjaan yang 5 juta, bukan yang seratus ribu. Jelasnya di klik sini.
- Bisa jadi bumerang, karena kalo kita nggak sadar, maka kita akan terlilit hutang. Ingat bunga kartu kredit akan dihitung secara “bunga berbunga” artinya semakin lama, maka semakin besar.
Menurut saya, kita PERLU PUNYA. Tapi dengan kesadaran bahwa kartu krredit yang kitya punya semata-mata alat pembayaran.
Jadi, belanjalah dengan kartu kredit untuk belanjaan yang uang untuk membayarnya sudah ada. Bukan belanja dengan uang pembayaran yang belum jelas, apalagi sekedar gengsi.
Kalo bisa, selalu membayar penuh setiap tagihan, agar tidak terkena bunga yang sangat tinggi. Rata-rata bunga kartu kredit sekarang adalah 4% per bulan atau 48% per tahun.
Jangan pernah berpikir bahwa kartu kredit sebagai sarana utang, karena akan sangat merepotkan di masa yang akan datang.
Kita bisa membuat pembayaran kartu kredit kita tanpa dikenakan bunga atau pinalti, sepanjang kita membayar tepat waktu dan full amount (seluruh tagihan).
Misalnya begini:
Pencatatan tagihan kartu kredit kita adalah setiap tanggal 1. Artinya seluruh pembelanjaan kita sebelum tanggal tersebut akan ditagih pada tanggal 1 itu. Nah, jika tanggal pencatatan adalah tanggal 1 maka jatuh tempo tagihan biasanya 15 hari setelahnya, misalnya tanggal 16.
Nah, misalnya Anda belanja antara tanggal 2 Februari sampai 28 Februari, maka akan tercatat tagihannya tanggal 1 Maret, dan jatuh tempo tanggal 16 Maret.
Atas tagihan tersebut, sepanjang Anda membayar sebelum tanggal 16 Maret, maka tidak akan terkena bunga apapun.
Pemegang kartu kredit akan dikenakan biaya iuran tahunan atau annual fee. Besarnya iuran tahunan umumnya 150 – 200 ribu per tahun untuk Silver/Classic, 300 ribu untuk Gold Card atau 750 ribu-satu juta untuk Platinum. Tapi biaya itu biasanya digratiskan jika kita belanja dalam jumlah tertentu selama setahun, biasanya dikonversi dalam bentuk reward points.
Nah selamat memiliki kartu kredit! ( Sumber : Tip anda.com )

Kamis, 11 Februari 2010

Pelatihan Membuat Blog Overload





Pelatihan internet dengan materi membuat blog ternyata pesertanya overload. Kapasitas 20 orang ternyata diisi dengan 40 orang. Komputer yang disediakan telkom 20 buah ditambah dengan laptop peserta sebanyak 12 ternyata masih kurang, ada beberapa peserta yang tidak mendapat laptop akhirnya menggabung satu laptop untuk dua sampai 3 orang. Pelatihan kali ini rupanya banyak diminati peserta terbukti dengan banyaknya peserta. Pembukaan acara dibuka oleh Manager Telkom Bapak Teguh, didampingi Bapak Koencoro Manager pelatihan dan Bapak Joko Suyoo selaku tutor. Dalam sambutannya Bapak Teguh menyampaikan bahwa internet suah menjadi tren dan kebutuhan kita, apalagi selaku pendidik. Beliau juga menyampaikan beberapa produc telkom termasuk spedy, siaponline dll. Telkom selaku produc milik bangsa juga menyediakan konten-konten edukasi yang siap mensukseskan pendidikan nasional.
Dalam kesempatan tersebut juga dihadiri juga Ibu H. Retno Winarti, MPd selaku wakil Ka UPTD Pendidikan Banyumanik. Beliau begitu antusiasnya mengikuti setiap pelatihan-pelatihan yang diadakan FKGB dengan Telkom. Hal ini dibuktikan dengan kehadiran beliau yang tidak pernah absen dalam setiap pelatihan-pelatihan. Bahkan beliau memberikan respon dan suport yang begitu tinggi kepada rekan-rekan guru, tidak ketinggalan beliau juga mengusulkan agar guru-guru TK Banyumanik juga dilibatkan dalam pelatihan tersebut. Sebagai tanda bukti keseriusan beliau mengajak satu Kepala TK Bhayangkari Brimob untuk mengikuti pelatihan tersebut. Di setiap pertemuan-pertemuan pembinaan guru dan KS beliau selalu menekankan betapa pentingnya ICT maka selalu dihimbau agar setiap guru membekali dirinya dengan ICT demi menunjang kesuksesan tugasnya.
Materi pelatihan tersebut adalah pembuatan Blog/web sederhana. Namun beberapa peserta agak kurang nyaman dalam akses internet dikarenakan overload pemakai sehingga koneksi melambat. Namun materi pembuatan blog telah berhasil, dibuktikan dengan berhasilnya beberapa guru dalam membuat blog. Sebenarnya materi membuat blog ini adalah materi 1 semester namun cukup dilaksanakan dalam waktu 2 jam saja, ini tentunya berkat sang tutor yang mahir. Selanjutnya pelatihan-pelatihan semacam ini akan tetap dilaksanakan secara intensif dan bertahap.
Pelatihan dimulai pukul 13.30 dan diakhiri pukul 16.00.

Rabu, 03 Februari 2010

PELATIHAN INTERNET TAHAP 3

Pelatihan internet bagi guru-guru Banyumanik akan diadakan pada tanggal 8 Februari 2010, dengan materi pembuatan blog. Kegiatan ini adalah kerjasama yang intensif antara pihak TELKOM Semarang dengan FKGB ( Forum Komunikasi Guru Bersertifikasi/Profesional ) Banyumanik. Kegiatan ini sudah berlangsung yang ketiga kalinya. Pertama dengan materi browshing dan searching, materi kedua pembuatan email, dan materi ketiga pembuatan blog/web. Kepada Guru-guru yang berminat bisa langsung mendaftar di tempat pelatihan yaitu di Plaaa Matahari Simpang Lima lantai 5 pukul 13.00 dimulai.

Selasa, 02 Februari 2010

Mengatasi Kebuntuan Ujian Nasional

Perbedaan pendapat antara pemerintah dan masyarakat tentang ujian nasional atau UN terus meruncing, bahkan sampai ke tingkat Mahkamah Agung, akhirnya Presiden dalam sidang kabinet terbatas harus memutuskan adanya dua opsi penyelesaian polemik UN.

Agak mengkhawatirkan memang kalau UN harus dipertentangkan dan harus diputuskan oleh Mahkamah Agung sebagai lembaga yudikatif tertinggi. Artinya, kita belum memiliki sistem penilaian kelulusan yang tepat untuk sistem pendidikan yang selama ini kita jalankan.

Tanpa sistem penilaian yang tepat, sistem pendidikan yang kita jalankan selama ini hampir pasti tidak jelas arahnya dan tidak pernah meningkat mutunya. Bagaimana kita dapat mengetahui mutu kita kalau kita tidak mempunyai sistem penilaian yang tepat.

Hakikat penilaian

Penilaian dilakukan terhadap suatu capaian yang dibandingkan dengan kondisi awal atau kondisi sebelumnya. Dengan penilaian yang tepat, kita dapat mengetahui berapa besar nilai tambah capaian seseorang, artinya seorang peserta didik dinilai lebih dahulu kondisi akademik awalnya, setelah itu dinilai kembali kondisi akademiknya pada saat menyelesaikan masa belajar.

Kalau tingkat capaiannya terlalu rendah berarti ada yang salah dengan proses pendidikannya. Sebaliknya, kalau tingkat capaiannya terlalu tinggi, maka sistem pendidikannya kurang tepat untuk kategori usia belajar tertentu.

Penilaian seperti ini hanya mungkin dilaksanakan oleh sekolah atau institusi pendidikan karena harus dilakukan secara berkala dan untuk setiap individu, tidak dapat dilakukan secara massal. Peran guru atau pendidik sangat penting dalam penilaian ini karena mereka yang paling mengetahui kondisi peserta didik secara terus-menerus selama masa belajar.

Hakikat kelulusan

Setelah diketahui capaian peserta didik selama masa belajar, maka kemudian ditentukan apakah capaian tersebut memenuhi syarat untuk kelulusan atau tidak. Artinya, kita memerlukan suatu kriteria mengenai kelulusan dan umumnya kriteria tersebut sangat terkait erat dengan tingkat kebisaan yang dimiliki peserta didik.

Untuk itu, kita biasanya merujuk kepada salah satu standar kebisaan yang sifatnya mendasar dan universal, atau kalau ingin meningkatkan mutu biasanya kita merujuk kepada standar kebisaan yang lebih tinggi yang digunakan oleh negara maju. Salah satu contoh standar kebisaan yang mendasar adalah kemampuan berbicara, membaca, menulis, dan berhitung bagi peserta didik tingkat sekolah dasar.

Dengan dipilihnya standar kebisaan yang akan dirujuk, maka kita dapat menentukan kelulusan peserta didik, yaitu apabila peserta didik mencapai atau melebihi standar kebisaan yang berlaku. Pemilihan standar kebisaan seyogianya disesuaikan dengan perkembangan global karena kita hidup bermasyarakat dengan dunia internasional dan kita mempunyai harapan untuk di kemudian hari mampu berkiprah di forum internasional setelah terlebih dahulu menciptakan masyarakat yang madani dan demokratis di Indonesia.

Solusi untuk UN

Proses penilaian kelulusan sepenuhnya dilakukan oleh sekolah atau institusi pendidikan melalui guru atau pendidik serta kepala sekolah atau pimpinan institusi. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional, melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)-nya, menetapkan standar kebisaan yang berlaku nasional dan menetapkan kisi-kisi soal ujian yang disesuaikan dengan standar kebisaan tersebut.

Seandainya ada sekolah yang belum mampu menyusun soal ujiannya sendiri karena kebetulan memang berada di daerah terpencil sehingga kondisinya sangat lemah, BSNP membantunya dengan memberikan contoh atau format soal sesuai kisi-kisi BSNP.

Untuk mencegah adanya penyimpangan oleh sekolah, maka secara berkala dan terus-menerus BSNP melakukan uji petik terhadap sekolah, untuk dilihat apakah sekolah tersebut telah memenuhi standar dan kisi-kisi yang ditetapkan.

Jika terjadi penyimpangan, maka sekolah tersebut masuk dalam kategori pencekalan dan diumumkan kepada masyarakat melalui media massa.
Oleh: Satryo Soemantri Brodjonegoro,
Guru Besar Universitas Teknologi Toyohashi, Jepang; Mantan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi

Upaya Peningkatan Mutu Guru

Perubahan kurikulum pendidikan yang berganti-ganti diarahkan untuk meningkatkan mutu pendidikan kita. Namun apa yang dapat kita saksikan? Perubahan kurikulum belum mampu menunjukkan hasil yang memuaskan. Apabila kita mau jujur, kondisi objektif yang dapat kita saksikan malahan bertambah parah.

Upaya pemerintah maupun masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan belum mencapai apa yang diharapkan. Indikator yang digunakan untuk melihat keberhasilan pendidikan tersebut sebenarnya tidak tepat.

Pertama, rendahnya hasil perolehan rata-rata nem. Hasil tersebut masih jauh di bawah standard yang diharapkan. Pemerintah terus berusaha menaikkan angka standard kelulusan. Akan tetapi setiap angka standard kelulusan dinaikkan dibarengi dengan penambahan jumlah peserta didik yang tidak lulus. Nilai siswa yang lulus pun rata-ratanya hanya berada sedikit di atas standard minimal kelulusan.

Kedua, menurunnya nilai aspek nonakademis. Banyak kritik dilontarkan berkaitan dengan masalah moral, kreativitas, kemandirian, sikap demokratis dan kedisiplinan yang dilakukan masyarakat pelajar maupun orang-orang mantan pelajar. Hal ini sebagai akibat pembelajaran yang terjadi hanya mengejar berkembangnya IQ dan mengesampingkan EQ dan SQ. Padahal dalam kehidupan di masyarakat justru EQ dan SQ lebih penting daripada IQ. Ditegaskan oleh Goleman (1996) dalam penelitiannya bahwa IQ hanya berperan 20 % dan EQ justru berperan 80% untuk menopang kesuksesan hidupnya.

Ketiga, rendahnya kompetensi guru. Rendahnya kompetensi guru ini disebabkan oleh kompleksitas kondisi yang mengelilingi guru. Adapun kondisi yang dimaksud adalah :
a) masih banyak guru mengajar bukan pada bidang tugasnya. Hal demikian berakibat pada penguasaan dan penyampaian materi tidak dapat berlangsung secara optimal. Alasannya pun sangat bervariasi yakni, di sekolah tidak ada guru lulusan bidang studi tertentu dan demi pemerataan jam mengajar.
b) Guru tidak konsen pada tugasnya. Guru masih mencari uang melalui pekerjaan lain. Hal ini disebabkan gaji yang diterima tidak mencukupi untuk menopang kebutuhan hidupnya. Konsentrasi kesibukannya justru lebih tinggi untuk pekerjaan lain, bukan pekerjaan yang berkaitan dengan persiapan proses pembelajaran.
c) Masih banyak guru gagap teknologi, wawasan kependidikannya picik, keterampilan mengajar kurang optimal, tidak terampil mengoperasikan komputer, cakrawala pandang wawasan kependidikan yang dapat diakses melalui internet tak dapat tercapai oleh karena belum mengenal internet
d) Motivasi kerja guru yang rendah. Motivasi kerja yang rendah ini dapat disimak melalui sikapnya dalam mempersiapkan RPP, silabus, perangkat penilaian dan perangkat pembelajaran lainnya. Pengadaan perangkat pada umumnya hanya berupa foto kopi teman sekolah lain. Hal lain sebagai indikator motivasi kerja rendah adalah belum terciptanya budaya membaca bagi kalangan guru. Artinya, membaca untuk menambah pengetahuan yang berkaitan dengan materi pelajaran dari berbagai referensi ataupun membaca rang berkaitan dengan wawasan kependidikan belum banyak dilakukan oleh sebagian besar guru. Padahal membaca mempunvai kontribusi yang sangat besar bagi pengembangan profesi guru. Berdasarkan kondisi di atas perlu adanya gerakan serentak memperbaiki mutu guru Indonesia. Gerakan ini menyangkut pihak pemerintah, lembaga pencetak guru, kemauan guru itu sendiri dan masyarakat sebagai agen pemasok calon guru maupun pengguna guru. Upaya apa yang seharusnya dilakukan ?

Pertama, rekrutmen calon guru hendaknya bersifat profesional. Rekrutmen dilakukan dengan cara tes baik tertulis, lisan maupun mikroteaching di hadapan penguji. Calon guru yang diiuluskan hendaknya yang benar-benar memenuhi syarat dalam tugas mengajar. Baik kedalaman pengetahuan materi bidang tugasnya maupun strategi dan metodologi mengajar hendaknya bernilai tinggi. Performance sebagai calon guru juga tidak meragukan. Sebagai data pendukung secara administrasi adalah Indeks Prestasi (1P) yang dimiliki dalam transkip nilai. Indeks Prestasi mestinya menjadi bagian dari proses penilaian bagi calon guru. Selama ini indeks prestasi calon guru tidak pernah diperhitungkan dalam penilaian.

Kedua, guru hendaknya diberi motivasi untuk terus belajar. Kepala sekolah diharapkan sangat peduli dengan peningkatan mutu guru melalui peningkatan belajarnya. Guru yang termotivasi untuk terus belajar akan bertambah semangat dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemandu proses pembelajaran yang baik. Ketiga, guru hendaknya diikutkan penataran atau diklat yang berhubungan dengan profesi keguruannya. Penataran atau diklat bagi guru sangat penting dalam upaya peningkatan mutu kaitannya dengan proses pembelajaran, pengetahuan baru dan berbagai strategi dan metode pembelajaran.

Keempat, guru hendaknya diberdayakan menulis. Menulis dimaksud adalah membuat karya ilmiah baik berupa, buku, diktat, laporan penelitian, ilmiah populer maupun ulasan terhadap berbagai buku baik tentaing pendidikan dan kebijakan- kebijakannya yang sering terasa kontroversial. Guru diharapkan mempunyai target menulis dalam jangka waktu tertentu di berbagai wadah karya guru misalnya buletin pendidikan yang diterbitkan oleh dinas pendidikan kabupaten, dinas pendidikan propinsi, dinas pendidikan pusat, majalah-majalah pendidikan , koran harian serta jurnal pendidikan. Di setiap sekolah hendaknya perlu diterbitkan majalah sekolah guna merangsang guru dan murid bisa menulis. Guru yang sering menulis akan termotivasi untuk maju. Motivasi inilah embrio dari terciptanya guru profesional. Sikap ingin mencari pengetahuan lewat tnembaca akan terbentuk dengan sendirinya. Menghargai tulisan orarng lain menjadi bagian dari sikap penulis. Sikap tidak loyo terpantul dari kegigihan menulis yang tak henti-hentinya. Inilah sikap-sikap yang perlu dikembankan dan dibudayakan melalui pembiasaan dan pemberdayaan untuk menulis karya. ilmiah.

Kelima, guru hendaknya dirangsang untuk meningkatkan mutu mengajar dengan berbagai metode. Pengembangan proses pembelajaran memang patut segera. direalisasikan. Oleh karenanya pihak pemerintah melalui sekolah hendaknya mendukung dengan menyediakan media dan alat pembelajaran yang memadai. Tanpa adanya dukungan media dan alat , pembelajaran belum bisa menarik dan menyenangkan sebagaimana digembor-gemborkan, yakni pembelajaran bernuansa PAIKEM (Produktif, Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Berbagai metode perlu dicoba untuk mendukung tercapainya pembelajaran yang PAIKEM seperti disebut di atas. Guru yang bagus dalam penyampaian materi melalui berbagai metode perlu mendapatkan reward yang bermakna. Kepala sekolah tidak perlu pelit memberikan pujian terhadap guru rang berhasil. Agar tidak terlena dalam nikmatnya pujian, pemantauan terhadap proses pembelajaran di kelas terns diupayakan. Dengan pemantauan yang sering dilakukan akan mendorong semangat guru dalam melakukan proses yang baik .Oleh : Marijan
Guru di SMPN 5 Wates Kulon Progo Yogyakarta dan Anggota KGI Kulon Progo DIY